Minggu, 11 Desember 2011

HARI IBU


Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini. Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.

Di negara kita hari Ibu di identikan dengan hari di mana kaum perempuan dimanja dan dibebaskan dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Mungkin berbeda dengan di Amerika, dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong yang merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Ibu atau Mother’s Day diperingati setiap bulan Maret. (Kompas, 2004)

Pertanyaan yang muncul, apa esensi diperingatinya hari ibu dinegara kita dan apa bedanya dengan Mother’s Day?. Dalam tulisan ini, penulis bertujuan untuk melakukan tilikan akar historis menyangkut Hari Ibu, berkaitan dengan munculnya berbagai pandangan yang memaknai Hari Ibu di Tanah Air. Hari Ibu di Indonesia dimaknai mengikuti tradisi Mother’s Day ala Amerika Serikat atau Eropa yang mendedikasikan hari itu sebagai penghormatan terhadap jasa para ibu dalam merawat anak-anak dan suami serta mengurus rumah tangga.

Menurut sejarah, hari ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, yang salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

 
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa (ensiklopedi Indonesia, 1988).


Bila kita tilik, cakupan persoalan yang dibahas Kongres Perempuan I ini menunjukkan keluasan persoalan dan upaya memperjuangkan hak-hak kaum perempuan secara lebih baik pada waktu itu. Dan, yang cukup penting kita cermati adalah hasil keputusan kongres tersebut untuk mendirikan badan permufakatan bernama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang bertujuan menjadi pertalian segala perhimpunan perempuan Indonesia dan memperbaiki nasib dan derajat perempuan Indonesia.

Semua rekomendasi ini dibuat oleh gerakan perempuan Indonesia tiga perempat abad lalu dan tak bisa kita ingkari kekaguman kita terhadap mereka, serta rasa malu untuk melihat betapa mundurnya gerakan perempuan kita saat ini. Kampanye antiperdagangan perempuan dan anak yang sekarang baru menjadi tren di kalangan organisasi perempuan, sudah secara konkret menjadi agenda gerakan perempuan sejak 80 tahun lalu!. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Dari paparan tersebut tercermin, misi diperingatinya Hari Ibu lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Yang lebih hebat, pemikiran dan aneka upaya penting itu terjadi jauh sebelum kemerdekaan negeri ini diraih dan jauh sebelum konsep-konsep adil jender dan feminisme berkembang di negeri ini.
Kata"ibu"

Yang barangkali telah merancukan pemaknaan Hari Ibu adalah digunakannya kata "ibu", dan bukan "perempuan". Masalahnya, jika ditilik dari apa yang dilakukan para pejuang saat itu, titik sentral yang digarap adalah kaum perempuan secara umum, bukan sebatas kaum ibu.
 
Jadi, menilik sejarahnya, mestinya bukan the state of being mother-nya yang diapresiasi, tetapi keperempuanan dan semangat juang mereka yang hebat.

Penggunaan kata ibu ini pulalah yang tampaknya telah membuat pemaknaan Hari Ibu terseret ke arah pemaknaan Mother’s Day, yang lebih ditujukan untuk memberi puja-puji terhadap ke-ibu-an (motherhood) dan perannya sebagai "yang telah melahirkan dan menyusui", sebagai pengasuh anak, sumber kasih sayang, pemandu urusan domestik, dan pendamping suami.

Hal-hal inilah yang menjadi titik sentral peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno (Wikipedia, 2004).
 
Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret. Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.

Akan tetapi, seperti terjadi di Indonesia, makna itu mengalami pendangkalan akibat komersialisasi dan bisnis media lebih ke arah hari makan-makan atau pemberian kado bagi para ibu.
 
Dari paparan tersebut, tampak peringatan Hari Ibu 22 Desember di Indonesia amat tidak konsisten karena secara makna lebih cenderung mengarah ke worshiping motherhood, seperti di Eropa dan Timur Tengah, dan praktiknya cenderung mengopi apa yang dilakukan masyarakat Amerika Serikat, tetapi dari segi waktu maunya memakai tanggal di mana pejuang perempuan bangsa bersatu.
 

Jika kita ingin dianggap jelas dalam berpikir, seharusnya mengembalikan hari penting itu kepada makna sejatinya, yakni mengenang perjuangan dan keterlibatan perempuan dalam usaha perbaikan nasib bangsa yang belum lepas dari berbagai kemalangan, tanpa harus menghilangkan rasa terima kasih dan puja-puji terhadap jasa dan perjuangan kaum ibu.
 
Atau jika penekanannya lebih kepada yang disebut terakhir, kita ciptakan Mother’s Day pada bulan Maret atau Mei. Selamat Hari Ibu. Selamat berjuang, kaum perempuan!

Kamis, 08 Desember 2011

FUNGSI DAN TUGAS KS DAN WAKIL


  1. KEPALA SEKOLAH

    1. Kepala Sekolah Selaku Edukator

Melaksanakan Proses Belajar Mengajar secara Efektif dan Efesien

    1. Kepala Sekolah Selaku Manajer

1.   Menyusun Perencanaan
2.   Mengorganisasikan Kegiatan
3.   Mengarahkan Kegiatan
4.   Mengkoordinasikan Kegiatan
5.   Melaksanakan Pengawasan
6.   Melakukan Evaluasi Terhadap Kegiatan
7.   Menentukan Kebijaksanaan
8.   Mengadakan Rapat
9.   Mengambil Keputusan
10. Mengatur PBM
11. Mengatur Administrasi, Ketatausahaan, Siswa, Ketenagaan,
      Sarana-Prasarana, dan Keuangan ( RAPBS )
12. Mengatur OSIS
13. Mengatur Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dan   
      Instansi Terkait

    1. Kepala Sekolah Selaku Administrator

1.   Perencanaan
2.   Pengorganisasian
3.   Pengarahan
4.   Pengkoordinasian
5.   Pengawasan
6.   Kurikulum
7.   Kesiswaan
8.   Ketatausahaan
9.   Ketenagaan
10. Kantor
11. Keuangan
12. Perpustakaan
13. Laboratorium
14. Ruang Ketrampilan / Kesenian
15. BK / BP
16. UKS
17. OSIS
18. Serba Guna
19. Media
20. Gudang
21. 9 K

    1. Kepala Sekolah Selaku Supervisor

1. Kegiatan PBM
2. Kegiatan BK
3. Kegiatan Extrakurikuler
4. Kegiatan Ketatausahaan
5. Kegiatan Kerjasama dengan Masyarakat dan Instansi Lain
6. Sarana dan Prasarana
7. Kegiatan OSIS
8. Kegiatan 7 K

    1. Kepala Sekolah Selaku Pemimpin / Leader

1. Dapat dipercaya, Jujur dan Bertanggung Jawab
2. Memahami Kondisi Guru, Siswa dan Karyawan
3. Memiliki Visi dan memahami Misi Sekolah
4. Mengambil Keputusan Urusan Intern dan Extern Sekolah
5. Membuat Mencari dan Memilih Gagasan Baru

    1. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

1.      Melakukan Pembaharuan Dibidang :
( KBM, BK, Extra Kurikuler, pengadaan )
                        2.   Melaksanakan Pembinan Guru dan Karyawan
                        3.   Melakukan Pembaharuan Dalam Menggali Sumber Daya
      manusia

    1. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

1. Mengatur Ruang Kantor Yang Konduktif Untuk Bekerja
2. Mengatur Ruang Kantor Yang Konduktif Untuk KBM / BK
3. Mengatur Ruang Lab. Yang Konduktif Untuk Pratikum
4. Mengatur Ruang Perpustakaan Yang Konduktif Untuk Belajar
5. Mengatur Halaman Yang Sejuk dan Teratur
6. Menciptakan Lingkungan Sekolah Yang Harmonis Sesama    
    Guru dan Karyawan
7. Menciptakan Lingkungan Sekolah Yang Harmonis Antar  
    Sekolah dan Lingkungan
8. Menerapkan Prinsip Penghargaan dan Hukuman Dalam 
    Melaksanakan Tugasnya, KS Dapat Mendelegasikan Kepada
    Wakil Kepala Sekolah

 
  1. WAKIL KEPALA SEKOLAH

Wakil Kepala Sekolah Membantu Kepala Sekolah Dalam Segala Kegiatan

Tugas Wakil Kepala Sekolah Secara Umum          :

    1. Menyusun Perencanaan, Membuat Program Kegiatan dan Pelaksanaan Program
    2. Pengorganisasian
    3. Pengarahan
    4. Ketenagaan
    5. Pengoordinasian
    6. Pengawasan
    7. Penilaian
    8. Identifikasi dan Pengumpulan Data
    9. Penyusunan Laporan
    10. Dll Yang Berhubungan Dengan Wakil Kepala Sekolah






Tugas Wakil Kepala Sekolah Secara Khusus :

A.    Wakil Bidang Kurikulum

1.      Menyusun dan Menjabarkan Kalender Pendidikan
2.      Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran
3.      Mengatur Penyusunan Program Pengajaran  ( Mid-Smt), Program Satuan Pelajaran, dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan Penyesuaian Kurikulum
4.      Mengatur Pelaksanaan Kegiatan Kurikuler/ Extra
5.      Mengatur Pelaksanaan Program Penilaian, Kriteria Kenaikan Kelas, Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa Serta Pembagian Raport dan STTB
6.      Mengatur Pelaksanaan Prog. Perbaikan dan Pengajaran
7.      Mengatur Pemanfaatan Ling. Sebagai Sumber Belajar
8.      Mengatur Pengembangan MGMPP dan Kord. Mapel
9.      Mengatur Mutasi Siswa
10.  Melakukan Supervisi Administrasi dan Akademis
11.  Menyusun Laporan
12.  Dll Yang Berhubungan Dengan Wakil Bidang Kurikulum

B. Wakil Bidang Kesiswaan

1.      Mengatur Program dan Pelaksanaan BK
2.      Mengatur dan Mengkoordinasikan Pelaksanaan 7 K
3.      Mengatur dan Membina Program Kegiatan OSIS (Pramuka, PMR, KIR, UKS,Patroli Keamanan Sekolah, Paskibra)
4.      Mengatur Program Pesantren Kilat
5.      Menyusun dan Mengatur Pelaksanaan Pemilihan Siswa Teladan Sekolah
6.      Menyelenggarakan Cerdas-Cermat, Olah Raga Prestasi
7.      Menyeleksi Calon Untuk Diusulkan Mendapat Beasiswa
8.      Dll Yang Berhubungan Dengan Wakil Bidang Kesiswaan


C. Wakil Bidang Sarana Prasarana

1. Merencana Kebutuhan Prasarana Untuk Menunjang  
    Proses Belajar Mengajar
2. Merencana Program Pengadaan
3. Mengatur Pemanfaatan Sarana dan Prasarana
4. Mengelola Perawatan, Perbaikan, dan Pengisian
5. Mengatur Pembukuannya
6. Menyusun Laporan
7. Dll Yang Berhubungan Dengan Wakil Bidang SAPRAS

                  D. Wakil Bidang Hubungan Dengan Masyarakat

1.      Mengatur dan Mengembangkan Hubungan Dengan Komite-Yayasan dan Orang Tua Wali
2.      Menyelenggarakan Bakti Sosial, Karya Wisata
3.      Menyelenggarakan Pameran Hasil  Pendidikan Sekolah (Gebyar pendidikan)
4.      Menyusun Laporan
5.      Dll Yang Berhubungan Dengan Wakil Bidang HUMAS

  1. GURU

Guru Bertangung Jawab Kepada Kepala Sekolah dan Mempunyai Tugas Melaksanakan Kegiatan PBM Secara Efektif dan Efesien.

Sedangkan Tugas dan Tanggung Jawab Guru Meliputi :

    1. Membuat perangkat Pengajaran
-Silabus
-Program Tahunan
-Program Semester
-Program Satuan Pelajaran
-Program Rencana Pengajaran
-Program Mingguan Guru
    1. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
    2. Melaksanakan Kegiatan Penilaian Proses Belajar, Ulangan Harian, Ulangan Umum Bersama, Ujian Akhir
    3. Melaksanakan Analisis Hasil Ulangan Harian
    4. Menyusun dan Melaksanakan Program Perbaikan dan Pengayaan
    5. Mengisi Daftar Nilai Siswa
    6. Melaksanakan Kegiatan Membimbing ( Pengimbasan Pengetahuan ) kepada Guru Lain Dalam Proses Belajar Mengajar
    7. Membuat Alat Pelajaran / Alat Peraga
    8. Menumbuh Kembangkan  Sikap Menghargai Karaya Sendiri
    9. Mengikuti Kegiatan Pengembangan dan Pemasyarakatan Kurikulum
    10. Melaksanakan Tugas Tertentu Disekolah
    11. Mengadakan Pengembangan Program Pengajaran Yang Menjadi Tanggung Jawabnya
    12. Membuat Catatan Tentang Kemajuan Hasil Belajar Siswa
    13. Mengisi dan Meneliti Daftar Hadir Siswa Sebelum Memulai Pelajaran
    14. Mengatur Kebersihan Ruang Kelas dan Ruang Praktikum
    15. Mengumpulkan dan Menghitung Angka Kredit Untuk Kenaikan Pangkatnya
    16. Dll Yang Berhubungan Dengan Tugas Guru

  1. WALI KELAS

Wali Kelas Membantu Kepala Sekolah Dalam Kegiatan-Kegiatan :

    1. Pengelolaan Kelas
    2. Penyelenggaraan Administrasi Kelas
1.      Denah Tempat Duduk Siswa
2.      Papan Absensi Siswa
3.      Daftar Pelajaran Kelas
4.      Daftar Piket Kelas
5.      Buku Absensi Siswa
6.      Buku Pembelajaran / Buku Kelas
7.      Tata Tertib Siswa
    1. Penyusunan Pembuatan Statistik Bulanan Siswa
    2. Pengisian Daftar Kumpulan Nilai Siswa ( Langger )
    3. Pembuatan Catatan Khusus Tentang Siswa
    4. Pencatatan Mutasi Siswa
    5. Pengisian Buku Raport
    6. Pembagian Raport
    7. Dll Yang Berhubungan Dengan Wali Kelas

  1. GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan Konseling Membantu Kepala Sekolah Dalam Kegiatan-Kegiatan :

    1. Penyusunan Program dan Pelaksanaan Bimbingan Konseling
    2. Koordinasi Dengan Wali Kelas Dalam Rangka Mengatasi Masalah Yang Dihadapi Oleh Siswa Tentang Kesulitan Belajar
    3. Memberikan Layanan dan Bimbingan Kepada Siswa Agar Lebih Berprestasi Dalam Kegiatan Belajar
    4. Memberikan Saran dan Pertimbangan Kepada Siswa Dalam Memperoleh Gambaran Tentang Lanjutan Pendidikan dan lapangan epekerjaan yang sesuai
    5. Mengadakan Penilaian Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
    6. Menyusun Statistik Hasil Penilaian Bimbingan dan Konseling
    7. Melaksanakan Kegiatan Analisis Hasil Evaluasi Belajar
    8. Menyusun dan Melaksanakan Program Tindak Lanjut Bimbingan dan Konseling
    9. Menyusun Laporan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
    10. Dll Yang Berhubungan Dengan Bimbingan dan Konseling

  1. PUSTAKAWAN SEKOLAH

Pustakawan Sekolah Membantu Kepala Sekolah Dalam Kegiatan-Kegiatan :

    1. Perencanaan Pengadaan Buku-Buku / Bahan Pustaka / Media Elektronik
    2. Pengurusan Pelayanan Perpustakaan
    3. Perencanaan Pengembangan Perpustakaan
    4. Pemeliharaan dan Perbaikan  Buku-Buku / Bahan Pustaka Media Elektronika
    5. Inventarisasi dan Pengadministrasian Buku-Buku dan Bahan Pustaka / Media Elektronika
    6. Melakukan Layanan Bagi Siswa, Guru dan Tenaga Kependidikan Lainnya, Serta Masyarakat
    7. Penyimpanan Buku-Buku Perpustakaan / Media Elektronika
    8. Menyusun Tata Tertib Perpustakaan
    9. Menyusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan Perpustakaan Secara Berkala
    10. Dll Yang Berhubungan Dengan Pustakawan

  1. LABORATORIUM

Pengelola Laboratorium Membantu Kepala Sekolah Dalam Kegiatan-Kegiatan :

    1. Perencanaan Pengadaan Alat  dan Bahan Laboratorium
    2. Menyusun Jadwal dan tata tertib penggunaan Laboratorium
    3. Mengatur Penyimpanan dan daftar alat-alat Laboratorium
    4. Memelihara dan perbaikan alat-alat Laboratorium
    5. Inventarisasi dan Pengadministrasian Peminjaman alat-alat Laboratoriun
    6. Menyusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium
    7. Dll Yang Berhubungan Dengan Laboratoium

  1. KEPALA TATA USAHA

Kepala Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam Kegiatan-Kegiatan :

    1. Penyusunan Program Kerja Tata Usaha Sekolah
    2. Pengelolaan Keuangan Sekolah
    3. Pengurusan Administrasi  Ketenagaan dan siswa
    4. Pembinaan dan Pengembangan kasir pegawai tata usaha Sekolah
    5. Penyusunan Administrasi perlengkapan Sekolah
    6. Penyusunan dan penyajian data / statistik Sekolah
    7. Mengkoordinasi dan melaksanakan 7 K
    8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan  secara berkala
    9. Dll Yang Berhubungan Dengan Ketata Usahaan

  1. TEKNISI MEDIA

Teknisi Media membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan :

    1. Merencanakan Pengadaan alat-alat Media
    2. Menyusun Jadwal dan Tata Tertib Penggunaan Media
    3. Menyusun Program Kegiatan Teknisi Media
    4. Mengatur Penyimpanan Pemeliharaan dan Perbaikan Alat-Alat Media
    5. Inventarisasi dan Pengadministrasian Alat-Alat Media
    6. Menyusun Laporan Pemanfaatan Alat-Alat Media
    7. Dll Yang Berhubungan Dengan Teknisi Media

  1. CLEANING SERVICE

    1. Mengusulkan Keperluan Cleaning Sevice
    2. Membersihkan / Mengepel Ruangan-Ruangan, Teras-Teras, Kaca-Kaca Jendela, Keramik-Keramik, WC-WC, Memotong Rumput Hias
    3. Mengisi Bak-Bak Mandi, Baik Siswa atau Guru
    4. Membuat / Mempersiapkan Air Minum ( KS-W.KS-Ka.TU-Guru-Karyawan )
    5. Dll yang berhubungan dengan Cleaning Service











  
  1.  SATPAM

    1. Mengisi Buku Catatan Kejadian
    2. Mengantar / Memberi Petunjuk Tamu Sekolah
    3. Mengamankan Pelaksanaan Upacara, PBM, Rapat dan Ujian
    4. Mengamankan Kendaraan KS-W.KS-Ka.TU-Guru-Karyawan dan menyusunnya
    5. Membuka dan Menutup Pintu Gerbang dan Parkir
    6. Menjaga Kebersihan Pos Jaga
    7. Menjaga Ketenangan dan Keamanan
    8. Melaporkan Kejadian Secepatnya bila terjadi Hal-Hal Yang Tidak Diinginkan
    9. Dll Yang Berhubungan Dengan Satpam





Bandar Lampung,  18 Juli 2011

Kepala SMA Al-Azhar 3






Drs. MA’ARIFUDDIN Mz., M.Pd.I
NIP/NIK. 150304994/009407032

HARI IBU


Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini. Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.

Di negara kita hari Ibu di identikan dengan hari di mana kaum perempuan dimanja dan dibebaskan dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Mungkin berbeda dengan di Amerika, dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong yang merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Ibu atau Mother’s Day diperingati setiap bulan Maret. (Kompas, 2004)

Pertanyaan yang muncul, apa esensi diperingatinya hari ibu dinegara kita dan apa bedanya dengan Mother’s Day?. Dalam tulisan ini, penulis bertujuan untuk melakukan tilikan akar historis menyangkut Hari Ibu, berkaitan dengan munculnya berbagai pandangan yang memaknai Hari Ibu di Tanah Air. Hari Ibu di Indonesia dimaknai mengikuti tradisi Mother’s Day ala Amerika Serikat atau Eropa yang mendedikasikan hari itu sebagai penghormatan terhadap jasa para ibu dalam merawat anak-anak dan suami serta mengurus rumah tangga.

Menurut sejarah, hari ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, yang salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

 
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa (ensiklopedi Indonesia, 1988).


Bila kita tilik, cakupan persoalan yang dibahas Kongres Perempuan I ini menunjukkan keluasan persoalan dan upaya memperjuangkan hak-hak kaum perempuan secara lebih baik pada waktu itu. Dan, yang cukup penting kita cermati adalah hasil keputusan kongres tersebut untuk mendirikan badan permufakatan bernama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang bertujuan menjadi pertalian segala perhimpunan perempuan Indonesia dan memperbaiki nasib dan derajat perempuan Indonesia.

Semua rekomendasi ini dibuat oleh gerakan perempuan Indonesia tiga perempat abad lalu dan tak bisa kita ingkari kekaguman kita terhadap mereka, serta rasa malu untuk melihat betapa mundurnya gerakan perempuan kita saat ini. Kampanye antiperdagangan perempuan dan anak yang sekarang baru menjadi tren di kalangan organisasi perempuan, sudah secara konkret menjadi agenda gerakan perempuan sejak 80 tahun lalu!. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Dari paparan tersebut tercermin, misi diperingatinya Hari Ibu lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Yang lebih hebat, pemikiran dan aneka upaya penting itu terjadi jauh sebelum kemerdekaan negeri ini diraih dan jauh sebelum konsep-konsep adil jender dan feminisme berkembang di negeri ini.
Kata"ibu"

Yang barangkali telah merancukan pemaknaan Hari Ibu adalah digunakannya kata "ibu", dan bukan "perempuan". Masalahnya, jika ditilik dari apa yang dilakukan para pejuang saat itu, titik sentral yang digarap adalah kaum perempuan secara umum, bukan sebatas kaum ibu.
 
Jadi, menilik sejarahnya, mestinya bukan the state of being mother-nya yang diapresiasi, tetapi keperempuanan dan semangat juang mereka yang hebat.

Penggunaan kata ibu ini pulalah yang tampaknya telah membuat pemaknaan Hari Ibu terseret ke arah pemaknaan Mother’s Day, yang lebih ditujukan untuk memberi puja-puji terhadap ke-ibu-an (motherhood) dan perannya sebagai "yang telah melahirkan dan menyusui", sebagai pengasuh anak, sumber kasih sayang, pemandu urusan domestik, dan pendamping suami.

Hal-hal inilah yang menjadi titik sentral peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno (Wikipedia, 2004).
 
Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret. Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.

Akan tetapi, seperti terjadi di Indonesia, makna itu mengalami pendangkalan akibat komersialisasi dan bisnis media lebih ke arah hari makan-makan atau pemberian kado bagi para ibu.
 
Dari paparan tersebut, tampak peringatan Hari Ibu 22 Desember di Indonesia amat tidak konsisten karena secara makna lebih cenderung mengarah ke worshiping motherhood, seperti di Eropa dan Timur Tengah, dan praktiknya cenderung mengopi apa yang dilakukan masyarakat Amerika Serikat, tetapi dari segi waktu maunya memakai tanggal di mana pejuang perempuan bangsa bersatu.
 

Jika kita ingin dianggap jelas dalam berpikir, seharusnya mengembalikan hari penting itu kepada makna sejatinya, yakni mengenang perjuangan dan keterlibatan perempuan dalam usaha perbaikan nasib bangsa yang belum lepas dari berbagai kemalangan, tanpa harus menghilangkan rasa terima kasih dan puja-puji terhadap jasa dan perjuangan kaum ibu.
 
Atau jika penekanannya lebih kepada yang disebut terakhir, kita ciptakan Mother’s Day pada bulan Maret atau Mei. Selamat Hari Ibu. Selamat berjuang, kaum perempuan!